Kamis, 28 November 2013

Motivasi Berprestasi


 Karakteristik Motivasi Berprestasi
Mangkunegara dalam Juliani (2007) mengemukakan bahwa karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi antara lain memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistis serta berjuang merealisasikannya, mampuan mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapi, melakukan pekerjaaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil memuaskan dan mempunyai keinginan menjadi orang yang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.

ASPEK MOTIVASI BERPRESTASI
1. Instrinsik
Motivasi instrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi, seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa tersebut menamakan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain. Keberhasilan membaca sebuah buku akan menimbulkan keinginan baru untuk membaca buku yang lain.Dalam hal ini, motivasi instrinsik tersebut telah mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi. Menurut Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita. Hal ini berarti bahwa motivasi kinstrinsik perlu diperhatikan oleh para guru sejak TK, SD, dan SLTP. Pada usia ini para masih memberi tekanan pada pendidikan kepribadian, khususnya disiplin diri untuk beremansipasi. Penguatan terhadap motivasi instrinsik perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci keberhasilan belajar.

2.Ektrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap prilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman. Sebagai ilustrasi, seorang siswa kelas satu SMP belum mengetahui tujuan belajar di SMP. Semula, ia hanya ikut-ikutan belajar di SMP karena teman sebayanya juga belajar di SMP. Berkat penjelasan wali kelas satu SMP, siswa memahami faedah belajar di SMP bagi dirinya. Siswa tersebut belajar dengan giat dan bersemangat. Hasil belajar siswa tersebut sangat baik, dan ia berhasil lulus SMP dengan NEM sangat baik. Ia menyadari pentingnya belajar dan melanjutkan pelajaran di SMA. Dalam hal ini motivasi ekstrinsik “dapat berubah” menjadi motivasi instrinsik, yaitu pada saat siswa menyadari pentingnya belajar, dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar